AHMAD BIN HAMBAL
Dengan begitu, langkah beliau
adalah contoh gemilang bagi umat agar manusia kembali menjalankan agama Alloh,
penguasa semesta alam. Dan, sejarah islam sangat kaya akan contoh contoh
keteladanan spektakuler beserta nilai nilai luhur ini. Semoga Alloh mengambil
jiwa kita atas cinta kepada mereka dan menggiring kita di hari kiamat bersama beliau
dan ulama lainnya.
Biografi yang akan penulis paparkan
pada makalah ini adalah seorang imam yang sebagian orang mengatakan bahwa dia
seolah telah menjadi imam ketika masih dalam kandungan ibunya. Dia adalah orang
yang dimaksudkan Imam AsySafi’I dalam perkataannya: “ aku melihat seorang
pemuda di bagdad. Ketika dia berkata haddatstsana, maka manusia akan berkata,”
benar”. Sesungguhnya dia seorang imam yang telah dimaksudkan dalam bara api
pembuatan emas sehingga mengeluarkan dirinya menjadi emas merah. Ketika
ditawarkan kepadanya kemewahan dunia , maka dia menolaknya dan terhadap bid’ah
, dia menolaknya.”
Sebagian ‘ulama mengatakan kalau
seandainya tidak ada Ahmad Bin Hambal, maka semua orang akan menjadi
Mu’tazilah. Beliau hidup dalam kurun waktu yang penuh Dengan fitnah besar
dimana banyak sekali cobaan dan ujian, sedang orang yang berfaham sekuler dan
orang munafik ingin menikam islam dan umatnya.
Imam Ahmad Bin Hambal telah menghadapi fitnah dari empat kholifah, yaitu;
Al Makmun, Al Mu’tashim, Al Watsiq, dan Al Mutawakkil. Sebelum mereka berkuasa,
kehidupan umat islam masih dibawah panji panji Ahlussunah. Hal itu sampai pada
masa kekholifahan Harun ArRosyd dimana para ahli bid’ah masih enggan menampakan
kebatilan mereka.
Ketika Al Makmun bin Harun Ar-Rosyd
condong pada pendapat mu’tazilah, maka dia memaksa para ‘ulama dan para hakim
untuk menyuarakan madzhabnya yang sesat. Kebanyakan ulama yang menerima
seruannya itu karena tidak berdaya, dan yang bertahan dengan keyakinannya
banyak yang meninggal dunia.
Dalam fitnah ini, Ahmad Bin
Hambal mengambil langkah yang tidak akan mampu melakukannya kecuali ia adalah
seorang Nabi. Imam Ahmad bersikap laksana gunung yang kokoh bertahan meskipun
diterpa ganasnya deru angin fitnah dan riuhnya badai siksaan.
Ketika Kholifah Almakmun meninggal
dan digantikan olah Almu’tashim, maka dia berupaya untuk menjinakan Ahmad Bin
Hanbal dengan deraaan cambukan disamping terali besi yang lamanya hampir dua
puluh delapan bulan. Ketabahan Ahmad dalam mempertahankan sesuatu yang haq ini
semakin menambah simpati ‘ulama dan
masyarakat luas yang sebelumnya sudah bersimpati kepadanya. Kalau pada waktu
itu Ahmad berpaling dari mempertahankan yang haq, maka tidak akan terhitung lagi
betapa banyak ulama yang akan tergelincir karena mengikutinya.
Sebab sebab pendirian Ahmad yang
kokoh tersebut sudah dipersiapkan oleh Alloh Subhanahu wa ta'ala, sehingga
sebagian orang berkata kepada Ahmad Bin Hambal, “ apabila engkau meninggal di
tempat ini, maka kamu pasti masuk surga.”
Ahmad Bin Hambal tetap
mempertahankan kebenaran sampai meninggalnya Al Mu’tashim dan Al Watsiq,
kemudian pemimpin setelahnya adalah Al Mutawakkil. Ialah yang membebaskan Ahmad
Bin Hambal , karena ia mengikuti ajaran ahlus sunah.
Pada masa Al Mutawakkil
berkibarlah tokoh tokoh ‘ulama sunah, di sisi yang lain bermuram durjalah tokoh
tokoh penyeru bid’ah. Alloh Subhanahu wa ta'ala hancurkan orang orang yang
tergabung menyulut api fitnah terhadap dunia islam. Walau demikian, bagi Ahmad
Bin Hambal ujian dan fitnah belumlah usai menerpanya. Pada masa kekhalifahan Al
Mutawakkil, fitnah jenis baru menerpa Ahmad Bin Hambal, yaitu fitnah keduniaan
berupa harta, jabatan, dan kemewahan lingkaran penguasa. Yang Demikian itu kholifah
berusaha mengaliri harta kekayaan kepada Ahmad Bin Hambal, akan tetapi beliau
adalah orang yang tidak gentar terhadap cambukan dan siksaan, sehingga ia tidak
tergoda oleh harta dan kedudukan.
Akibat sikap dan ketabahannya
tersebut, maka keberadaannya semakin agung di hati masyarakat dan berdampak
besar terhadap para ‘ulama dieranya dan
era setelahnya. Kemudian munculah madrasah yang diberi nama madrasah ‘ Al
Hanabilah ‘ yang pemimpinnya adalah Ahmad Bin Hambal.
1. Nama, Kelahiran Dan Sifat Sifatnya
Nama lengkapnya: Abu Abdilah
Ahmad Bin Muhamad Bin Hambal Bin Hilal Bin Asad Bin Idris Bin Abdilah Bin Bin
Hayyan Bin Abdilah Bin Anas Bbin Auf Bin Qosath Bin Mazin Bin Syaiban Bin Dzahl
Bin Ts’alabah Bin Ukabah Bin Sha’d Bin Ali Bin Bakar Bin Wail Bin Qosith Bin
Hanab Bin Qushay Bin Da’mi Bin Judailah Bin Asad Bin Robi’ah Bin Nazar Bin
Ma’ad Bin Adnan.
Kalau diperhatikan, maka garis
keturunan Ahmad Bin Hambal ini memiliki keutamaan yang agung dan urutan yang
mulia dari dua arah, yaitu;
Pertama; dalam garis keturunan
ini, nasab imam Ahmad Bin Hambal bertemu dengan Rosululloh Sholallohu 'alaihi
wa salam pada Nazzar. Ia mempunyai empat anak, diantaranya adalah mudharr yang
menurunkan nabi Sholallohu 'alaihi wa salam sedang anak nazaar yang lain adalah
Robi’ah yang menurunkan imam Ahmad Bin Hambal.
Kedua; imam Ahmad Bin Hambal
adalah orang arab asli dengan garis keturunan yang shohiih.
Kelahirannya: Ayah beliau
meninggal dunia ketika ia masih kecil. Sedangkan ibunya bernama Shafiyah Binti
Maimunah Binti Abdul Malik Asy Shaibani Dari Bani Amir. Beliau haji 5 kali
dengan berjalan kaki dan membiayai salah satu hajinya dengan 30 dirham saja.
Ibunya mengandungnya di moro,
kemudian pergi ke bagdad lalu melahirkan Ahmad Bin Hambal pada bulan Robi’ul
awal tahun 164 hijriyah.
Ayah imam Ahmad Bin Hambal yang
bernama Abduloh adalah seorang wali kota daerah sarkash dan salah seorang anak
penyeru daulah abbasiyah. Muhamad meninggal pada usia tiga puluh tahun pada
tahun 179 hijriyah.
Sifat sifatnya: Ibnu Dzuraih
Alakbary berkata,” aku pernah mencari Ahmad Bin Hambal, setelah bertemu dan
mengucapkan salam kepadanya, maka aku melihat bahwa dia adalah seorang syaikh
yang selalu bercelak dan berkulit sawo matang agak kemerah merahan.”
Dari Muhamad Bin Abas An Nahwi,
dia berkata,” aku pernah melihat Ahmad Bin Hambal,dia berwajah tampan, berbadan
sedang, bercelak dan jenggotnya berwarna hitam. Dia mengenakan pakaian dari
kain kasar yang berwarna putih dengan sorban di kepala dan selendang di
pundaknya.
Almaimuni berkata, “ aku belum
pernah melihat seorangpun yang lebih bersih bajunya, dan lebih perhatian
terhadap dirinya ketika menata rambut, kumis dan badannya daripada Ahmad Bin
Hambal.
2. Awal Menuntut Ilmu Dan
Perjalanan Menuntut Ilmu Beliau
Beliau telah menghafal quran,
belajar ilmu bahasa arab dan menulis serta penyuntingan sebuah percetakan dalam
usia 14 tahun. Beliau tumbuh dalam kecintaan menuntut ilmu sehingga ibunya
merasa iba melihat keletihannya dalam mencari ilmu.
Al’ulaimi berkata,” sejak kecil
Ahmad Bin Hambal sudah menampakan tanda tanda kelebihannya dengan menguasai
berbagai disiplin ilmu dan banyak menghafal hadist. Ketika dia hendak pergi
pagi pagi sekali untuk mencari hadist, ibunya mengambilkan baju untuknya sambil
berpesan,”tunggulah sampai terdengar adzan atau sampai orang orang keluar di
waktu pagi.”
Beliau telah menempuh rihlah ke
berbagai negara, seperti kufah, basroh, hijaz, makah, madinah, yaman, syam,
tsagur, daerah daerah pesisir, maroko, aljazair, lfaratin, persia, khurasan,
daerah pegunungan serta ke lembah lembah dan yang lainnya.
Setelah melakukan rihlah yang
panjang, akhirnya Ahmad Bin Hambal kembali ke bagdad hingga pada masanya beliau
menjadi ulama terkemuka yang diperhitungkan. Ilmu pengetahuan Beliau diabadikan
untuk memperjuangan dinuloh, sehingga beliau menjadi salah satu tokoh terkemuka
dari sekian banyak ulama islam. Beliau mencari hadist sewaktu umur enam belas
tahun dan pergi ke kufah untuk pertama kalinya pada tahun 183 hijriyah.
Kemudian dia memasuki kufah pada tahun 186 hijriyah dan berguru kepada Sufyan
bin uyainah. Seteh itu beliau melanjutkan perjalanan menuju makah pada tahun
187 hijriyah. kemudian beliau berguru
kepada abdurrojak di shan’a daerah yaman pada tahun 197 hijriyah dan ahirnya
menemani yahya bin ma’in.
3. Sanjungan Para Ulama Terhadapnya
Membahas sanjungan para ulama
terhadap Ahmad Bin Hambal ini ibarat membahas lautan yang tidak diketahui kadar
kedalamannya. Beberapa sanjungan para ulama itu adalah sebagai berikut;
Alkhothib dengan sanadnya yang
sampai kepada Ali Bin Almadani, dia berkata,” sesungguhnya Alloh memuliakan
agama ini dengan dua orang tanpa ada ketiganya, yaitu Abu Bakar Ashshidiq pada
waktu ridah dan Ahmad Bin Hambal pada waktu mihnah qur’an.
Alhusain
Bin Muhamad Bin Hatim, dia berkata,” aku belum pernah melihat orang yang lebih
baik dalam segala hal dari Ahmad Bin Hambal. Aku telah melihat Sufyan Bin
Uyainah, Waqi’ Bin Lajarah, Abdurrojak, Baqiyah Bin Alwalid, Dhomroh Bin
Rabi’ah, dan ulama yang lain, akan tetapi aku tidak melhat orang yang seperti
Ahmad Bin Hambal dalam keilmuan, kepandaian, zuhud, dan kewaraan.
Dari Abu Nu’aim dia berkata;”
seandainya Ahmad Bin Hambal hidup pada masa bani isroil, maka beliau merupakan
ayat.”
Abu Umair Arramali berkata,”
sungguh, betapa besar kesabarannya terhadap dunia, sungguh di masa lalu tidak
ada orang yang menyamainya dan sungguh betapa dekatnya ia dengan orang sholeh.
Ketika ditawarkan kepadanya kemewahan dunia, maka beliau menolaknya dan
menentangnya.
Ahmad Bin Sa’id Addarimi berkata,”
aku belum pernah melihat orang berambut hitam yang lebih hafal dan lebih
memahami makna hadist rasululloh Sholallohu 'alaihi wa salam selain abdulah
Ahmad Bin Hambal.”
Abu Zur’ah Arrozi berkata,” Ahmad
Bin Hambal telah hafal sebanyak satu juta hadist.”
4. Zuhud Beliau
Sholih Ahmad Bin Hambal berkata,”
Ahmad Bin Hambal sering kali membuat adonan tanpa cuka. Aku sering melihatnya
memakan roti keras dan kasar yang dikibas kibaskan karena terkena debu. Roti
itu lalu diletakan dipanci besar kemudian beliau menuangkan air kedalamnya.
Setelah roti itu lembek tak mengeras beliau memakannya dengan garam.
I Shaq
Bin Hani’ berkata,” aku keluar pagi pagi untuk meminta Ahmad Bin Hambal
mengajarkan kepadaku kitab azuhdu karangan beliau. Kemudian aku memasang karpet
dan bantal untuk tempat duduknya, ketika beliau melihatnya, beliau bertanya
kepadaku, apakah ini? Aku menjawab,” ini adalah tempat dudumu.” Kemudian beliau
berkata,” singkirkan karpet dan bantal itu, berbicara zuhud harus dengan
zuhud.” Setelah itu aku lipat kerpet itu, emudian beliau duduk dia atas tanah.
Ar-romadi
berkata,” aku pernah mendengar abdurrojak menyebut nama Ahmad Bin Hambal, lalu
keluar air mata beliau dan berkata:” dia pernah datang kemari dan meyampaikan kepadaku
bahwa ia sedang kehabisan bekal. Namun ketika aku memberinya sepuluh dinar, dia
hanya tersenyum dan berkata kepadaku, “ wahai abu bakar, kalau akau menerima
pemberian orang lain, maka akau akan menerima pemberian mu ini .”akhirnya Ahmad
Bin Hambal tidak menerima uang pemberianku itu.
Kita akhiri pembahan kali ini
dengan mengutip perkataan Al’ulaimi,” gemerlap dunia telah menghampirinya,
tetapi ia tidak menghiraukannya, kedudukan dan harta benda pun tidak diinginkannya.
Imam Ahmad Bin Hambal menolak semua itu karena dirinya merasa cukup. Dalam
kesederhanannya beliau berkata,” harta sedikit bisa mencukupi dan harta yang
banyak tidak bisa mencukupi. Sesungguhnya makanan itu bukanlah makanan kecuali
yang dimakan, pakaian juga bukan pakaian dan hari hari di dunia ini teramat
sedikit dan pendek sekali.
5. Kewara’annya
Ketika ibu Abduloh sedang
membutuhkan biaya untuk memperbaiki rumah, maka abduloh pun memperbaikinya.
Akibatnya, imam Ahmad Bin Hambal tidak mau menempati rumah tersebut lagi karena
menyangka abduloh telah menerima uang dari pemerintah untuk memperbaikinya.
Imam Ahmad Bin Hambal berkata,” abduloh
telah merusak rumah tersebut sehingga aku tidak bisa memasukinya.” Maksud merusak
adalah memperbaiki dari uang pemberian pemerintah. Kholifah Almutawakil telah
memberikan tunjangan kepada Ahmad Bin Hambal dan keluarganya sebesar empat ribu
dirham setiap bulannya. Kemudian, imam Ahmad Bin Hambal mengutus anaknya yang
bernama abduloh menemui Almutawakil untuk memberitahukan bahwa keluarganya
sudah dalam kedaaan kecukupan. Akan tetapi Almuatawakil tetap mengirimkan
tunjangan itu kepada keluarga imam Ahmad Bin Hambal. Oleh sebab itu, Ahmad Bin
Hambal berkata,” wahai paman, masih berapa tahunkah sisa umur kita ? kenapa
kamu lakukan itu ? sesungguhnya Anak anak kami hanya sekedar makan bersama kami
dalam tempo yang amat sangat sebentar, seandainya dibukakan tirai pembatas
penglihatan manusia, maka ia akan tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika manusia mengetahuinya, maka ia akan bersabar barang sebentar untuk
mendapatkan balasan pahala yang panjang, sesungguhnya ini semua adalah fitnah.
6. Budi Pekerti Dan Akhlahnya
Alkhallal berkata kepada kami,
Muhamad Bin Husain memberitahukan kepada kami bahwasannya Abu Bakar Almawarzi mengutarakan
akhlakh Ahmad Bin Hambal dengan berkata,” beliau bukan tipe orang pendendam,
tidak suka tergesa gesa, sangat sopan, disiplin, bersikap santun terhadap orang
lain, tidak berperangai kasar, menyukai dan membenci karena Alloh. Kan tetapi
untuk hal yang berkaitan dengan urusan agama, dia sangat tegas. Akibatnya, dia
sering menderita akibat sikap para tetangganya.
Dari Abul Husain Almunadi, dia
berkata,” aku pernah melihat kakekku berkata,” Ahmad Bin Hambal adalah manusia
pilihan, yang paling mulia kperibadinanya dan paling baik etikanya dalam
bergaul. Dia lebih banyak diam dan menham pembicaraan, menghindar dari
perkataan ynag tidak baik serta bicara tanpa ada manfaatnya dan tidak pernah
terdengar darinya kecuali pelajaran hadist.
Disamping itu, beliau suka
membahas seputar orang orang sholeh dan orang orang zuhud; suka membuat orang
lain senang ketika bertemu dengannya; dan sangat menghormati dan memuliakan
orang orang tua sehingga mereka juga sangat menghormati dan memuliakannya.
Dari Alhusain Bin Ismail dari
ayahnya, dia berkata,” dalam halaqoh pengajian Ahmad Bin Hambal biasanya
berkimpul kira kira 5000 murid atau lebih. Diantara mereka itu, minimal
terdapat lima ratus ahli hadist menulis hadist, sementara yang selebihnya
adalah orang orang yang belajar akhlak dan budi bekerti.
Abu Bakar Almuthowi’ mengatakan,”aku
dengan Ahmad Bin Hambal berselisih umur
dua belas tahun. Ketika dia mengajarkan kitab karyanya almusnad kepada anak
anaknya, aku tidak pernah menulis satu pun hadiat yang dibacanya. Disana, aku
hanya belajar dari cara memberi petunjuk, akhlak dan budi pekertinya.
7. Keteguhan Beliau Dalam Mengikuti
Sunnah
Abu Nu’aim menceritakan bahwa Iman
Ahmad Bin Hambal merupakan contoh figur seorang imam yang selalu mengikuti
sunnah. Beliau merupakan suri tauladan bagi orang orang sesudahnya yang tidak
pernah berpaling dari tuntunan sunah dan tidak suka mengotak atik sunah dengan
logika. Hafalannya terhadap hadist beserta ilat ilatnya ibarat gunung yang
kokoh dan lautan yang sangat dalam.
Dari Abdul Malik Almaimuni, ia
berkata,” mataku belum pernah melihat orang yang lebih mulia dari Ahmad Bin
Hambal. Aku juga belum pernah melihat seorang pun dari para ulama ahli hadist
yang lebih engagungkan perintah Allah, sunnah roaulnya dan yang lebih patuh
darinya.”
Imam Ahmad berkata,” aku tidak
pernah menulis satupun hadist kecuali hadist itu sudah aku amalkan. Ketika aku
menjumpai hadist,” sesungguhnya Rasulullah Sholallohu 'alaihi wa salam pernah
berobat dengan cara bekam, dan setelahnya memberi upah ubu thhoibah sebesar
satu dinar” ( bukhory,4/380 ) maka, akupun telah mempratekannya dengan
memberikan upah satu dinar kepada tukang bekam.
Abduloh Bin Ahmad Bin Hambal
mengatakan,” aku tidak pernah melihat yahku bercerita tanpa kitab kecuali
kurang dari seratus hadist. Aku juga pernah mendengar ayahku berkata.” Imam Syai’i
berkata kepadaku, wahai Abu Abdilah, apabila kamu menjumpai hadist yang
menurutmu shohih, maka tolong beritahukan kepadaku agar aku mengikutinya, baik
hadist itu dari kufah, bashroh, maupun syam, sesungguhnya kamu lebih tahu
tentang hadist yang shohih dari padaku.”
8. Cobaan Yang Menimpanya
Telah
menjadi sunahtulloh bagi manusia bahwa Allah ta’ala akan memberikan ujian
kepada manusia dalam rangka membuktikan keteguhan keimanan seseorang, sehingga
benarlah orang orang yang shodiq keimanannya dan dustalah para pembohong. Alloh
Ta’ala berfirman dalam surat alankabut ayat 2-3, Rasul Shalallohu 'alaihi wa
salam pernah ditanya tentang manusia yang paling hebat dan dahsyat cobaannya,
maka beliau bersabda: “ para nabi, kemudian orang yang di bawahnya dan
dibawahnya.” ( Tirmidzi, 9/243 )
Sebagian ulama salaf berkata,”
ketika manusia menghadapi pokok permasalahan yang genting, kami jadikan
dianatara mereka sebagai pemimpin, sehingga dengan keyakinan dan kesabaran,
seorang dapat mencapai derajat keimanan dalam agama. Oleh karena itu, Alloh
telah menjadikan tali yang kuat daru ulama untuk menjelaskan kebenaran kepada
manusia dan tidak menyembunyikan kebenaran tersebut.”
Secara silih berganti dan
berurutan, Ahmad Bin Hambal menghadapi cobaan dari empat penguasa sekaligus.
Diantara keempatnya ada yang mengancam dan menteror, ada yang memukul dan
memasukannya dalam penjara, ada yang menggiring dan berlaku kasar kepadanya,
dan yang terakhir mengiming imingi kekuasaan dan harta kekayaan. Akan tetapi, semua
itu justru membuat Ahmad Bin Hambal bertambah tegar dan teguh pada pendirian
semula serta bertambah kuatlah keimanan dan keyakinannya. Hal ini merupakan
indikator keimanan yang benar kepda Alloh sebagaiamana firmanNya dalam surat
alahzab ayat 22.
Orang orang yang benar imannya
akan bertambah kadar iman dan ketundukannya kepada Alloh dengan adanya cobaan
dan ujian yang menimpanya. Sedangkan orang orang munafiq akan takut dengan
cobaan tersebut sebagaimana disebutkan dalam firman Allloh dalam surat
almunafiqun ayat 4.
Al’ulaimi berkata,” ketika
almakmun mulai memerintah, kaum mu’tazilah mulai bersuara kembali dan
mempengaruhi almakmun untuk meninggalkan jalan yang benar tuk menuju jalan
batil. Mereka memperindah perkataaan hina mereka dengan mengatakan bahwa
alquran itu adalah makhluk. Akibatnya, almakmun pun mengikuti pendapat dan
statemen mereka tersebut.
Menjelang akhir usia Almakmun, ia
memerintahkan perwira tertinggi tentaranya yang bernama Ishaq Bin Ibrohim untuk
megajak rakyat untuk menuyatakan bahwa alquran adalah makluk.kemudian ia
menyeru para ulama, hakim dan para ahli hadist agar mengikuti seruan almakmun,
namun mereka menolaknya. Akhirnya ia memekai jalan kekerasan, sehingga
kebanyakan dari mereka itu menhikuti seruan alamakmun dengan terpaksa. Akan
tetapi, Ahmad Bin Hambal tetap menolaknya sehingga alamakmun semakin geram dan
marah. Ahmad Bin Hambal lalu diseret untuk dihadapkan kepada Almakmun, dalam
kesempatan itu almakmun sudah menetapkan hukuman bagi Ahmad Bin Hambal untuk
dibunuh. Setelah ketentuan hukuman Ahmad Bin Hambal sudah jelas, dia dibawa
kembali untuk di masukan ke dalam penjara guna menunggu hari kematiannya.
Sewaktu Ahmad Bin Hambal masih dalm perjalanan, terdengar berita bahwa almakmun
telah meninggal, akhirnya Ahmad Bin Hambal dikembalikan ke bagdad untuk
dipenjarakan.
Sepeninggal Almakmun, tampuk pemerintahan
jatuh di tangan Almu’tashim. Pada waktu itu ia baru datang dari romawi menuju
ke bagdad pada pertengahan bulan romadhan tahun 218 hijriyah. Pada masa Almu’tashim
ini, Ahmad Bin Hambal didera hukuman dengan cambukan yang pelaksanaannya
terjadi di hadapannya. Setelah almu’tasim meninggal, naiklah Alwatsiq sebagai
kholifah pada bulan robiul awal tahun 227 hijriyah. Ujian yang diterima Ahmad
Bin Hambal darinya adalah pengasingan. Ujian ini bermula dari pengasingan di
suatu daerah, kemudian Ahmad Bin Hambal dipindahkan ke rumahnya dan ditetapkan
menjadi tahanan rumah. Imam Ahmad Bin Hambal tetap bersabar dengan hukuman itu
sampai pada akhirnya alwatsiq meninggal. Setelah Awatsiq meninggal, maka
naiklah Almutawakil sebagai kholifah pada bulan dzulhijah. Corak kepemimpinan
beliau berbeda dengan para pendahulunya dalam hal akidah. Beliau justru mencela
pendahulunya yang mengatakan bahwa alqur’an makluk dan melarang para masyarakat
untuk memperdepatkan masalah tersebut. Sebagai gantinya, ia membuka lebar lebar
bagi ulama ahlil hadist untuk menyebarkan dan mriwayatkan hadist. Akhirnya,
berkibarlah panji ahlus sunah wal jama’ah.
9. Guru Dan Murid Murid Beliau
Guru guru beliau:
Ibnu Hanbal mempelajari ilmu
pertama kali kepada Abu Yusuf Bin Ibrahim Alqadhi. Ada yang mengatakan beliau
belajar pertama kali kepada Hasyim Bin Basyir Bin Abu Hasyim Al Wasithy. Imam
Ahmad belajar kepadanya selama 4 tahun dan mengambil hadits dari beliau
sebanyak 3000 hadits.
Beliau juga belajar kepada Umair
Bin Abdullah Bin Khalid Dan Abdurrahman Bin Mahdi Serta Abu Bakar Bin Ilyas,
Iamam Syafii, Ibrahim Bin Sa'dy, Yahya Al Qahthan, Waki', Sufyan Bin Uyainah.
Dan beliau tak sempat belajar kepada imam malik karena belia sudah meninggal.
sebagaimana disebutkan Alkhotib
diantara guru gurunya adalah; Ismail Bin Ulainah, Husyaim Bin Busyair, Hamad
Bin Kholid, Mansur Bin Salamah, Amuzaffar Bin Mudrok, Utsman Bin Umar, Abu
Nadhr Bin Qosim, Abu Sa’id Maula Bani Hasyim, Muhamad Bin Yazid, Yazid Bin
Harun, Muhamad Bin Abi Hadi, Muhamad Bin Ja’far, Yahya Bin Sa’id Alqotton,
Abdurohman Bin Mahdi, Bisyir Bin Almufadhol.
Juga, tercatat sebagai guru
beliau; abu Daud, Ruh Bin Uabadah, Waqi’ Bin Aljaroh, Abu Muawiyah, Abduloh Bin
Numair, Abu Usamah, Sufyan Bin Uyainah, Yahya Bin Sulaim, Imam Syafi’i, Ibrohim
Bin Sa’ad Azzuhri, Abdurozak Bin Hamam, Abu Qurrah Bin Thoriq, Alwalid Bin
Muslim, Abu Mashar, Abul Yaman, Ali Bin Ayyasy. Selain mereka masih banyak lagi
guru beliau. Almizzi dalam kitab karyanya Tahdzib Alkamal menyebutkan bahwa
guru imam Ahmad Bin Hambal itu sebanyak 104 orang.
Murid murid beliau:
Alkhotib berkata,” tidak sedikit
orang yang telah kami sebutkan sebagai guru guru beliau meriwayatkan hadist
dari Ahmad Bin Hambal.
Diantara orang yang meriwayatkan
hadist dari imam Ahmad Bin Hambal antara lain; kedua anaknya yang bernama Sholeh
dan Abduloh, seorang anak paman Ahmad Bin Hambal yang bernama Hambal Bin Ishaq,
Alhasan Bin Ashshobbah, Muhamad Bin Ishaq, Abas Bin Muhamad,Muhamad Bin Abaidilah, Muhamad Bin
Isma’il Albukhori, Imam Muslim, Abu Zur’ah, Abu Hatim Arroziyan, Abu Daud, Abu
Bakar Alatsram, Ya’qub Bin Abi Syaibah, Abu Zur’ah Addimasqy, Ibrohim Alharbi,
Musa Bin Harun, Abdulah Muhamad Albaghowi.
Almizzi juga menyebutkan bahwa
terdapat 88 diantara murid imam Ahmad Bin Hambal yang merupakan guru guru
beliau, yaitu; Imam Syafi’i, Waqi’ Bin Aljarah, Yahya Bin Adam Dan Yazid Bin
Harun. Ulama Yang Seangkatan Dengan Beliau Adalah; Ali Bin Almadini, Yahya Bin
Ma’in, Duhaim Asysyami, Ahmad Bin Abi Alhawari, Dan Ahmad Bin Sholeh Almishri.
10. Karya Karya Beliau
Adzahabi menyebutkan yang
ringkasnya adalah; Ibnul Jauzi berkata,” Ahmad Bin Hambal tidak pernah
kelihatan menulis kitab dan beliau juga melarang untuk menulis perkataan dan
masalah masalah dari hasil istimbatnya. Walaupun begitu, beliau mempunyai karya
yang banyak disamping membuat almusnad yang didalamnya terdapat 30.000 hadist.
Beliau berpesan kepada anaknya yang bernama abduloh,” hafalkanlah hadist hadist
dalam almusnad ini. Seseungguhnya ia akan menjadi imam dan rujukan bagi
manusia. Beliau mempunyai karya yang lain yaitu, Attafsir yang memuat 120.000
hadist, Annasikh Wal Mansuk, Attarik, Hadist Syu’bah, Almuqodam Wa Almu’akhor
Fil Qur’an, Jawabat Alqur’an, Almanasik, Alkabir Wa Asshogir Dan Lain Lain.
Ibnul jauzi berkata,” Ahmad Bin
Hambal juga mempunyai kitab karya lain, yaitu; Nafyu Tasbih, Alimamah, Azzuhud,
Dan Kitab Arrisalah Serta Arroddu ‘An Azzanadiqoh.
11. Sebagian Kata Mutiara Beliau
Ketika Ahmad Bin Hambal ditanya
tentang futuwwah ( sifat kesatria ) beliau menjawab “ meninggalkan hawa nafsu
karena takwa.”
Beliau berkata,“ segala kebaikan
yang penting, lekaslah anda kerjakan sebelum datang pemisah antara dirimu dan
kebaikan tersebut.’
Dari Ai Bin Almadini, dia
berkata” ketika aku hendak meninggalkan Ahmad Bin Hambal aku meminta wasiat
darinya. Ahmad Bin Hambal berkata,” jadikanlah taqwa sebagai bekalmu dan
arahkan pandanganmu ke kampung akhirat sebagai qiblat.”
Ahmad Bin Hambal berkata,”
makanlah makanan ketika bersama teman dengan menunjukan wajah gembira, ketika
makan bersama orang orang faqir dengan perlahan dan prioritaskan mereka, dam
ketika dengan orang orang yang cinta dunia maka perlihatkan sikap muru’ah.”
Tsa’lab pernah masuk kepada Ahmad
Bin Hambal sedang tempatnya telah dipenuhi orang, sehingga ia duduk
disampingnya, tsa’lab berkata,” aku hawatir kehadiranku akan membuatnya tidak
nyaman “, kemudian Ahmad Bin Hambal menjawab,” teman tidak perlu di
permasalahkan, namun musuh harus diperhitungkan.”
12. Sakit Dan Meninggalnya
Imam
Ahmad Bin Hanbal wafat pada hari jumat tanggal 12 rabiul awwal tahun 241. Acara
pemandiannya dipimpin oleh Abu Bakar Ahmad Bin Muhammad Bin Al Hajjad Al
Maruzi. Ia adalah orang yang diutamakan oleh Imam Ibnu Hanbal. Pemakamannya
dilaksanakan setelah shalat jumat. Orang yang mengatarkan jenazahnya
berdesak-desakan. Disaksikan/dihadiri oleh puluhan ribu umat manusia dan beliau
dimakamkan dibaghdad.
Abduloh bin Ahmad Bin Hambal
berkata,” aku pernah mendengar ayahku berkata,” aku telah menyepurnakan umurku
77 tahun.” Malam itu mulut ayahku sudah kelu dan akhirnya meninggal pada hari
kesepuluhnya.
Sholeh berkata,” ketika hari
pertama bulan robi’ul awal tahun 241 hijriyah, hari sabtu ayakku meresakan
demam yang tinggi sehingga ketika tidur dia susah bernafas.aku sudah mengetahui
penyakit yang dikeluhkannya karena uku selalu merawatnya ketika kambuh. Aku
bertanya kepadanya,” ayah kemarin buka puasa dengan apa? “ beliau menjawab, aku
berbuka dengan air baqila ( sejenis kacang ).” Setelah berkata seperti itu, dia
ingin bangun dan berkata,” bantulah aku dengan memegang tanganku.” Lalu, aku
pun memegang tanagannya dan membimbingnya masuk ke kamar kecil. Belum jauh
berjalan, tiba tiba dia merasakan bahwa kakinya terasa lemas sehingga dia
berpegangan dan bersandar ke badanku. Beliau meninggal tiga hari setelah kejadian
ini, yaitu pada malam jum’at tanggal 12 robiul awal.
13.Berkawan Dengan Tinta Sampai
Keliang Kubur
Kehidupan
Imam Ahmad sangat giat dan rajin dalam rangka menuntut ilmu dan konsisten dalam
mencari hadits walaupun setelah beliau menjadi imam. Orang-orang berkata dengan
nada yang heran karena kesinambungan beliau dalam menuntut ilmu meskipun
luhurnya keulamaannya dan keagungannya. Sesungguhnya engkau telah mencapai
derajat yang tinggi dan menjadi imam kaum muslimin, sampai kapan wahai Imam
Ahmad? Imam Ahmad menjawab, "Aku berkawan dengan tinta hingga keliang
kubur."
14. Majlis Imam Ibnu Hanbal
Imam
Ahmad banyak belajar kepada syaikh yang fenomental. Beliau belajar dimasjid
Jami' Baghdad ketika berumur 40 tahun. Beliau mengadakan kajian majlis setelah
shalat ashar dimasjid yang khusus dilakukan dirumahnya. Studi umum beliau
banyak disaksikan dan dihadiri jamaah hingga mencapai 5000 orang. 500
diantaranya menulis pelajaran beliau.
15. Sumber-sumber Fikih Imam
Ahmad Bin Hanbal
Al quran
As sunnah
Ijma'
Qiyas (analogi)
Mashalih al mursalah
Saddu dzarai'
Dan mengambil hadits dhaif jika
tidak ada dalil lain
16. Pendapat Imam Ahmad Tentang
Sosial kemasyarakatan
Dalam
fikih imam ibnu hanbal, misalnya disebutkan apabila ada seseorang yang
mewakafkan tanah kepada fakir miskin, maka tidak wajib dikeluarkan zakat hasil
tanah tersebut sebesar 10 %. Tapi apabila seorang mewakafkan tanah ini kepada
selain fakir miskin maka diambil 10 % dari penghasilan itu. Ini adalah tinjauan
yang menarik tentang ekonomi dan sosial.
17. Syarat-Syarat Seorang Mufti
Harus berniat dengan ikhlas
Harus mempunyai ilmu, kesabaran,
kewibawaan dan ketenagan
Harus kuat terhadap
rintangan-rintangan yang mengahadang serta memahaminya
Harus memiliki kecakapan yang
sempurna
Mengetahui segala karakter
manusia dan mengerti situasi dan kondisi mereka
Memahami berbagai segi dalam al
quran, hadits-hadits nabi saw dan sanad-sanad yang shahih
18. Penegak Jalan Kebenaran Bukan
Jalan Takhayul
Ibnu
hanbal sangat memahami kebenaran, mengikuti dan mengikatkan dirinya pada
kebenaran. Beliau sangat membenci penambahan dan penggantian riwayat hadits dan
membelanya. Beliau melihat bahwa banyak sudah sejarah dan hadits-hadits nabi
saw yang tercontaminasi dengan kebohongan dan israiliyat. Wajib bagi beliau berdiri
kokoh dalam pengujian sejarah dan hadits-hadits itu serta tidak tergesa-gesa
dalam menerimanya.
19. Sifat-sifat Shahabat Ibnu
Hanbal
Secara
garis besar pendukung dan pengikut Ibnu Hanbal adalah orang-orang yang tekun
dan sabar, zuhud dan wara', berpegang pada dalil naqli tanpa ta'wil. Abu
Alwafa' Bin Aqil seorang ahli fikih madzhab hanbali yang fenomental, Syaikhul
Islam yang wafat pada tahun 510 H. Beliau berkatan tentang shahabat-shahabat
Ibnu Hanbal, "Mereka adalah yang tegas, akhlak mereka terhindar dari
pergaulan bebas, watak mereka kokoh terhadap campur tangan, ketekunan telah
menguasai mereka. Mereka sedikit dalam bergurau, jiwa mereka terjauhkan dari
kehinaan riya'.
20. Siksaan Terhadap Imam Ibnu
Hanbal
Imam
Ahmad mengahadapi cobaan yang sangat besar yaitu fitnah tentang ucapan "Al
Quran Adalah Makhluk". Padahal perkataan ini tidak pernah terjadi pada
umat sebelumnya, hingga golongan Mu'tazilah mulai berkembang. Aliran ini
berpendapat bahwa quran adalah makhluk. Peristiwa ini terjadi pada masa
kekhalifahan Al Makmun (khalifah daulah abbasiyah) yang menganut paham
mu'tazilah.
Ahmad
Bin Abu Du'ad Al Mu'tazili salah seorang menteri Al Makmun menyebar luaskan
paham mu'tazilah dengan mengatakan "Alquran Adalah Makhluk" dengan
menggunakan otoritas negara dan ketakutan akan hukum. Ketika itu Abu Du'ad
mengatakan bahwa al quran itu qadim, tapi imam ahmad membantahnya dan
mengatakan bahwa alquran adalah wahyu. Atas dasar iru Imam Ahmad ditangkap dan
dibawanya kehadapan al makmun tapi almakmun keburu meninggal dikota thurats.
Sedangkan ibnu hanbal masih dipenjarakan.
Kemudian
almakmun memberi wasiat kepada al mu'tashim (khalifah berikutnya) untuk
mengatakan bahwa al quran adalah makhluk. Tapi abu du'ad masih menjabat sebagai
menteri, sehingga imam ahmad terus dipaksa untuk mengatakan bahwa quran makhluk
tapi beliau terus menolaknya. Setelah itu beliau dicambuk dan dipukul sampai
pinsan dan ditusukkan pedang pada tubuhnya kemudian dimasukkan penjara lagi.
Beliau dalam keadaan sakit karena banyak luka pada tubuhnya. Kemudian khalifah
Mu'tashim digantikan oleh Al Watsiq, tapi beliau tidak menyiksa Ibnu Hanbal.
Setelahnya khalifah Al Mutawakkil, dia berusaha menghindari fitnah ini. Setelah
5 tahun (232 H) Imam Ahmad kembali mengajar setelah menerima siksaan selama 14
tahun.
21. Risalah Imam Ibnu Hanbal
Tentang Al Quran
Setelah
Al Mutawakkil megetahui tentang argumen Ibnu Hanbal lalu ia menyuruh Ubaidillah
Bin Yahya untuk menulis surat kepada Ibnu Hanbal berkaitan dengan alquran.
Kemudian Imam Ahmad membalasnya. Diantara risalah Imam Ahmad adalah, "
Disebutkan dari Abdullah Bin Abbas, "Janganlah kalian mempertentangkan
kitab Allah swt antara ayat yang satu dengan sebagian lain karena sesungguhnya
itu akan menimbulkan keraguan didalam hatimu.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Keraguan didalam al
quran adalah kufur.
Diriwayatkan dari Abu Jahim Ra, Rasulullah Saw
bersabda, "Janganlah kalian mempertentangkan apa yang ada didalam al
quran. Sesungguhnya keraguan terhadap al quran adalah kufur.
22. Kitab-kitab Imam Ahmad Bin
Hanbal
Beliau
tidak mengarang kitab kecuali hadits dan sunnah. Semua kitabnya merupakan
kumpulan dari hadits-hadits dan atsar. Diantara kitab beliau yang paling
terkenal adalah "Al Musnad" yang didalamnya terdapat hasil kumpulan
beliau dari hadits-hadits Rasul Saw. Beliau mulai mengumpulkan pada tahun 180.
Kitab
Al Musnad memuat 40.000 hadits. Imam Ahmad menyaringnya dari 700.000 hadits.
Sebagian ulama mengatakan bahwa seluruh hadits dalam musnad adalah shahih.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa didalamnya terdapat sebagian hadits-hadits
dhaif, walaupun kitab ini besar dan agung. Diantara kitabnya yang lain adalah
"Risalah Ar Radd 'Ala Al Mu'tazilah".
23. Ungkapan-ungkapan Imam Ibnu
Hanbal
Dunia adalah ladang untuk beramal
dan akhirat ialah tempat pembalasan amal. Maka barang siapa yang tidak beramal
didunia dia akan menyesal diakhirat.
Pokok iman itu ada 3, yang
memberi petunjuk, petunjuk dan yang diberi petunjuk. Yang memberi petunjuk
adalah Allah swt, petunjuknya adalah al quran, dan yang diberi petunjuk adalah
orang mukmin. Maka barangsiapa yang menentang satu huruf dari al quran maka
sama halnya dengan menentang Allah dan kitabnya dan rasulNya.
Hindarilah berbicara tentang
masalah yang tidak ada faedahnya
Ketika kalian melihat orang yang
suka berbicara, maka jauhilah dia.
Manusia itu butuh ilmu
sebagaimana roti butuh air
24. Imam Ibnu Hanbal Dan
Syair-Syairnya
Wahai penuntut ilmu yang memerangi segala
kebatilan, dan segala kecondongan yang akan datang;
$ Amalkan
ilmumu secara diam-diam atau terang-terangan, disuatu hari niscaya berguna bagi
kamu
$ Wahai
sipenuntut ilmu janganlah condong pada bid'ah, niscaya orang-orang yang berbuat
bid'ah nanti akan tersesat
$ Ambillah
segala sesuatu yang datang dari shahabat, yang bisa dijadikan argumen dan
contoh
$ Ingatlah,
jadilah kamu seorang monumental, dan tinggalkan pendapat sesat niscaya kamu
hidup terpuji.
25. Pengakuan Ulama Salaf
Terhadapnya
1.Ibrahim Bin Al Harbi berkata,
"Seakan-akan Allah telah mengumpulkan ilmu orang-orang terdahulu pada diri
imam ahmad bin hanbal dari segala bagian
2.Abu Musab berkata, "Saya
tidak melihat seorang diantara umat ini yang menjaga urusan agamanya kecuali
pemuda yang ada dimasyriq (ibnu hanbal).
3.Abu Ubaid berkata,
"Puncaknya ilmu itu pada 4 orang, Ahmad Bin Hanbal, beliau adalah yang
paling ahlinya, Ali Bin Al Madani, beliau yang paling ahli ilmu, Yahya Bin
Main, beliau yang paling bagus hasil tulisannya, Abu Bakar Bin Abu Syaibah,
beliau ialah yang paling hafal diantara semuanya.
26. Karakteristik Imam Ibnu
Hanbal
Ibnu
hanbal itu seoraorang yang berpostur tinggi, berkulit sawo matang, menghiasi
diri dengan simpati. Selalu memakai sarung dan surban dan sedikitb makannya.
Tidak memilih-milih makanan, sering makan lauk-pauk yang masam. Selalu
mengambil air wudhu dengan tangannya, tidak meminta orang lain untuk
mengambilkan air wudhu
Beliau
kuat hafalannya. Paham apa yang apa yang ia hafal, menghiasi diri dengan sabar
dan bagus, cita-citanya kokoh, berpegang teguh pada prinsip, menjauhkan diri
dari bercanda, dan riya'.
Imam
ahmad seorang yang ahli ibadah dan tahajjud. Putra beliau abdullah bercerita,
bahwa sersungguhnya imam ahmad setiap sehari semalam itu mengerjakan shalat 300
rakaat. Dan ketika sakit akibat cobaan siksa beliau shalat 150 rakaat, dan
disaat umurnya mendekati 80 tahun beliau mengkhatamkan al quran dalam waktu 7
hari.
27. Keluarga Imam Ibnu Hanbal
Ibnu
Hanbal mempersunting budak perempuan yang bernama Hasan. Sedangkan anak Ibnu
Hanbal adalah Saad, Muhammad, Hasan, Zainab, Fatimah dan dua anak kembar yang
diberi nama Hasan Dan Husein. Dan keduanya mati setelah dilahirkan.
Lalu
Ibnu Hanbal menikah dengan Abasah Binti Al Fadhl. Dari wanita ini lahir putra
beliau yaitu Shaleh (Abu Fadhl_, lahir tahun 203 dan meninggal tahun 265 dan
menjadi Hakim Di Ashbihan dan menulis terjemahan kitab ayahnya. Kemudian lahir
pula Abdullah (Abu Abdurrahman) ia termasuk imam hadits wafat tahun 290. putri
Ibnu Hanbal dimakamkan disebelahnya.
Reference:
1. Kitab Min A‘Lam As Salaf, Syaikh Ahmad Farid, Darul
Aqidah, Kairo, Cet Pertama 1426 H / 2005 M.
2. Musnad Ahmad Bin Hambal, Alimam Alhafidz Abu
Abdilah Ahmad Bin Hambal Bin Hilal Bin Asad Bin Idris Asyaiban, Baitul Afkar
Addauliyah, Riyad, Cet 2004 M.
3. Kitab Al’aimmah Al’arba’ah, Dr Ahmad Syarbasy.
Disunting Oleh : R.Arief Abdur Rahman
Dirilis ulang oleh : Gus Isqowi
0 komentar:
Posting Komentar