- ( Bareng Gus Is ) -

Jumat, 06 Februari 2015

DIN SYAMSUDDIN



DIN SYAMSUDDIN
 
Sirajuddin Syamsuddin, demikian nama lengkap Din. Lahir di Sumbawa Besar pada 31 Agustus 1958, dari keluarga muslim konservatif. Pada usia 14 tahun, ia masuk ke Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di pondok tersebut, ia banyak belajar tentang Islam.

Setelah dari Gontor, pria yang fasih berbahasa Inggris, Arab, Persia, dan sedikit Prancis ini, melanjutkan sekolahnya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Di kampus IAIN ia belajar politik dan terpilih sebagai salah satu fungsionaris pemuda Muhammadiyah di universitas tersebut. Gelar masternya diraih dari University of California at Los Angeles (UCLA), AS pada 1982. Dari universitas yang sama dia mendapatkan gelar doktor pada 1996. Sejak itulah ia makin intens terjun dalam dunia organisasi.

Khusus untuk Muhammadiyah, Din Syamsuddin pernah menjabat sebagai Ketua DPP Sementara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada 1985. Kemudian menjabat Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 1989-1993. Setelah muktamar di Banda Aceh pada 1995, menjadi anggota Majelis Hikmah PP Muhammadiyah dan dalam periode kepengurusan Syafii Maarif 2000-2005, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ayah tiga orang anak ini juga aktif sebagai anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat dan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Ia juga menjadi anggota Majelis Tinggi Dakwah Islam Internasional yang berada di Tripoli dan Presiden Konferesi Asia untuk Agama dan Perdamaian, yang berpusat di Tokyo.

Din yang pernah menjabat Ketua Litbang di DPP Golkar, menjadi panelis di Konferensi Internasional tentang Kerjasama Antar-agama untuk Perdamaian yang berlangsung di markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat. Ia juga pernah menjabat sebagai Dirjen Binapenta, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Sejak mengundurkan diri dari Partai Golkar, Din tidak terlibat dengan partai politik manapun. Dan ketika dipercaya sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah lima tahun lalu, suami Fira Beranata ini sudah mengabdi penuh kepada Muhammadiyah. Ayah tiga anak ini tidak lagi berkecimpung dalam politik praktis karena secara formal sudah mengundurkan diri dan tidak bergabung pada partai politik mana pun, serta tidak lagi mengabdikan diri sebagai birokrat negara.

Sebelum terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din sempat digoyang oleh upaya mendiskreditkan dirinya. Sehari sebelum muktamar dimulai, beredar buku kecil berjudul "Din Syamsudin, Sang Ambisius, Penghancur  Muhammadiyah", bergambar foto Din dengan menggunakan topeng dan berisi lima topik yakni Din Syamsudin Sang Ambisius, Managemen Tukang Cukur, Tidak Memahami Tradisi Muhammadiyah, Menjerumuskan Muhammadiyah, dan Amal Usaha Dijadikan Agunan.

Din Syamsuddin terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010 dalam sidang 13 tim formatur di  Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Kamis 7 Juli 2005. Dalam pemilihan 13 orang Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebelumnya, dia meraih suara terbanyak. Din menggantikan Ahmad Syafi'i Ma'arif.
Harapan besar kini diletakkan di atas pundak pakar politik Islam ini. Din pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membawa lembaga yang dipimpinnya agar terus berkembang. Muhammadiyah akan melakukan revitalisasi gerakan organisasi untuk bisa tampil menjadi organisasi agama, budaya, peradaban, dan pencerahan

Penyunting Oleh: Rohmat Hidayatullah
Penyelaras           : Gus Isqowi

0 komentar:

Posting Komentar