- ( Bareng Gus Is ) -

Sabtu, 10 Januari 2015

Amar syahid sebelum kenal sholat


Suatu ketika, pada saat Rasulullah S.A.W sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki bernama Amar bin Thabit datang menemui baginda. Dia rupanya ingin  masuk Islam dan hendak ikut perang bersama Rasu lullah S.A.W. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Seluruh kaumnya ketika itu sudah Islam setelah to koh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Te tapi Amar ini enggan mengikut kaumnya karena ke angkuhan dan sifat jahiliyyahnya sangat menonjol da lam jiwanya, walau sebenarnya dia orang yang sangat supel dalam pergaulan. Waktu kaumnya mengajak masuk Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengi kutnya."
Hampir seluruh kaum Muslimin yang ada di Madi nah mengetahui karakter Amar di tengah-tengah ka umnya yang sudah merengkuh hidayah. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini, di saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, de ngan pedang terhunus, dia menemui Nabi S.A.W dan menyatakan dirinya mengucapkan dua kalimah sya hadah.
Rosululloh menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, ditambah mengetahui tekad Amar yang  akan maju perang. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, karena masing-ma sing sibuk menyiapkan bekal peperangan. Di kala ngan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIsla mannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pingsan.
Ditengah berkecamuknya peperangan, salah seorang pasukan muslimin menghardik Amar, "Untuk apa ikut kemari ya Amar !" Demikian tanya orang yang heran melihatnya, sebab mereka sangka  dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini belummasuk Islam lalu mengi kut sahaja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar menjawab, "Aku sudah beri man kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedang ku dan maju ke medan perang. Allah akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi."
Achirnya Amar menghembuskan nafasnya yang tera khir.  Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai pah lawan syahid. Ketika kejadian diketahui Rasululloh, maka baginda pun bersabda, "Amar itu nanti akan be rada dalam syurga nantinya."  Kaum Muslimin yang me ngetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, se bab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Nabi S.A.W berkata kaum Muslimin, "Coba kamu kemukakan kepada ku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah, jika kamu tidak tahu orangnya, maka baiklah aku beritahukan, itulah Amar bin Thabit."
Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga dengan sangat indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan ibadah – ibadah lain sebagaimana para sahabat pada umumnya, sebab dia belum memeluk Islam. Ti ba-tiba melihat persiapan perang, hatinya tergerak memeluk Islam. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhir nya dia menghembuskan nafas terakhir sebagai seo rang yang syahid. Rosululloh telah menggaransi, syurgapun telah menanti kedatangannya.

Description: Qasim2
( Dengan gagah berani Amar menghalau musuh )

Kisah diatas mengingatkan kepada kita hendaknya kita selalu berprasangka baik terhadap siapapun. Sebab adakalanya orang yang masa mudanya bergelimang dosa, boleh jadi masa tuanya bertaubat. Namun siapa sangka, orang yang mudanya rajin ibadah, di masa tuanya malah jauh dari Allah.


0 komentar:

Posting Komentar