- ( Bareng Gus Is ) -

Rabu, 04 Februari 2015

IMAM AT THOBARI


BEOGRAFI IMAM AT THOBARI DAN METODE PEBAFSIRAN BELIAU

"JAMI'UL BAYAN FIE AHKAMIL QUR'AN"



I.      KELAHIRAN DAN NASAB BELIAU

Muhammah bin Jarir bin Yazid bin Katsir seorang imam, ulama' dan mujtahid, ulama' abad ini, kunyahnya Abu Ja'far Ath Thobari.

Beliau dari penduduk Aamuly daerah Thobristan.[1]

Beliau dilahirkan pada akhir tahun 224 H awal tahun 225.

Ayah beliau bersemangat dalam mendidik beliau untuk menuntut ilmu padahal saat itu beliau masih berumur kecil. Ibnu Jarir berkata: "Aku sudah hafal Al Qur'an ketika aku berumur 7 tahun, dan sholat bersama manusia (jadi imam) ketika berumur 8 tahun, dan mulai menulis hadist ketika berumur 9 tahun, dan ayahku bermimpi, bahwa aku berada di depan Rosululloh dengan membawa tempat yang penuh dengan batul, lalu aku lemparkan didepan Rosululloh. Lalu penta'bir mimpi berkata kepada ayahnya: "sekiranya nanti besar dia akan berguna bagi diennya dan menyburkan syare'atnya, dari sinilah ayahku bersemangat dalam mendidikku.[2]

Beliau banyak bersafar dan berguru dengan ahli sejarah, beliau juga salah seorang yang memiliki ilmu banyak, dan cerdas, banyak karangannya dan belum ada yang menyamainya.

Guru beliau 40 orang lebih, diantaranya: "Muhammad bin Abdul Malik in Abi Asy Syawarib, Ismail bin Musa As Suddi, Ishaq bin Abi Isroil, Muhammad bin Abi Ma'sar dan yang lainnya. (didalam tafsir beliau didapatkan, bahwa guru beliau berjumlah 62 guru).



II.  KEILMUAN DAN KESUNGGUHAN BELIAU

Abu Sa'ad berkata: "Muhammaad bin Jarir beliau dari daerah Aamal, menulis dinegri mesir. Dan pulang ke Bagdad, dan telah mengarang buku yang kiranya bagus, dan itu menunjukkan.

Al Khotib bekata: "Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Gholib: "Beliau adalah salah satu aimmah Ulama', yang perkataannya bijaksana dan beliau telah mengumpulkan ilmu-ilmu yang tidak penah ada seorangpun yang melakukannya semasa hidupnya. Beliau adalah seorang Hafidz, tahu ilmu Qiro'at, ilmu Ma'ani faqih tehadap hukum Al Qu'an, tahu sunnah dan ilmu cabang-cabangnya, serta tahu mana yang shohih dan yang cacat, nasikh dan mansukhnya, Aqwalus Shohabah dan Tabi'in, tahu sejarah harian Manusia dan kabarnya dan beliau memiliki kitab yang masyhur tentang "sejarah umat dan beografinya" dan kitab tentang "tafsir" yang belum pernah di karang semisalnya dan kitab yang bernama "Tahdzibul Atsar" yang belum pernah aku lihat semacamnya, namun belum sempurna, beliau juga punya kitab-kitab banyak yang membahas tentang "Ilmu Ushul Fiqih" dan pilihan dari aqwal para Fuqoha'.[3]

 Imam Adz Dzahabi berkata: "Beliau adalah orang Tsiqoh, jujur, khafidz, sesepuh dalam ilmu tafsir, imam dalam ilmu fiqh dan ijma' serta (hal-hal) yang diperselisihkan, alim tentang sejarah dan harian Manusia, tahu tentang ilmu Qiro'at dan bahasa, dan -yang lainnya.

Al Khotib berkata: "Aku mendengar Ali bin Ubaidillah bercerita: "Sesungguhnya Muhammad bin Jarir dirumah selama 40 th yang setiap harinya beliau menulis 40 lembar.[4]

Al Qodhi Abu Abdillah Al Qudho'i: "Ali bin Nashir bin Ash Shobah telah menceritakan kepada kami, Abu Umar Uabidillah bin Ahmad As Simsar, dan Abul Qosim Al Waroq: "Bahwa ibnu Jarir At thobari berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Bagaimana pendapat kalian, bila aku akan menulis tentang sejarah alam dari sejak Adam sampai sekarang ini? Mereka bertanya: "Berapa banyakkah itu? Maka beliau menjawab, kira-kira 30 ribu lembar, lalu mereka berkata: " kalau begitu umurmu akan memutus pekerjaanmu sebelum engkau bisa menyempurnakannya? Lalu beliau sadar, dengan berkata: "Innaalillah! Lalu beliau mengurungkan niatnya. Kemudian beliau ringkas karangan itu sebanyak 3000 lembar, dan sekiranya beliau ingin membuat tafsir berkata kepada mereka seperti itu.[5]



III.                      MADZHAB DAN AQIDAH BELIAU

Al Faroghi berkata: "Harun bin Abdul Aziz bercerita kepadaku:" Abu Ja'far At Thobari berkata: "aku memilih Madzhab imam Syafi'I, dan aku ikuti beliau di Bagdad selama 10 tahun.[6]

Bahwa beliau sebelum mencapai derajat mujtahid beliau bermadzhab Syafi'I, peryatan ini didapatkan dalam kitab "Thobaqotul Kubro" milik Ibnu As Sabki.

As Suyuthi berkata dalam kitab "Thobaqotul Mufassirin" hal: 3: "Pertama, beliau bermadzhab Syafi'I, lalu membuat madzhab sendiri, dengan perkataan-perkataan dan petikan-petikan sendiri, dan beliau mempunyai pengikut yang  mengikutinya.[7]

Adapun aqidah beliau aqidah salafus Soleh ahlus sunnah wal jamaah.[8]





IV.                     MENGENAL KITAB TAFSIR BELIAU

Tafsir Ibnu Jarir dianggap tafsir yang paling lurus dan paling mayhur. Sebagaimana kitab tafsir itu (terkenal dengan Kitab Jami'ul Bayan fie tafsir Al Qur'an) adalah merupakan  referensi utama para ahli tafsir dalam menafsirkan Al Qur'an secara Naqli, walaupun tidak sedikit juga yang menjadikannya sebagai rujukan dalam menafsirkan Al Qur'an sacara 'aqli, melihat bahwa dalam surat itu terdapat istimbat (dalil), dan mengarahkan perkataan-perkataan, ada juga pentarjihan sebagian pendapat dengan pendapat yang lain, pentarjihan yang tidak lepas dari peran akal.

Tafsir beliau ini berjumlah 30 juz besar. Bahkan kitab tafsir ini hampir hilang dan dianggap sudah menghilang, namun Allah mentaqdirkan muncul kembali ketika didapatkan satu naskah manuskrip tersimpan dalam penguasaan seorang amir yang telah mengundurkan diri, Amir Hamud bin 'Abdur Rasyid, salah seorang penguasa Najd. Tidak lama kemudian kitab tersebut diterbitkan dan beredar luas sampai ditangan kita, menjadi sebuah ensiklopedi yang kaya tentang tafsir bil Ma'tsur.

Imam Asy Syuyuthi berkata: "Kitab ibnu Jarir adalah semulya-mulya dan seagung agungnya kitab tafsir. Didalamnya beliau mengemukakan berbagai pendapat dan mempertimbangkan mana yang lebih kuat, serta membahas I'rob dan istimbat. Karena itulah ia melebihi tafsir-tafsir karya para pendahulu."[9]

An Nawawi berkata: "Umat telah bersepakat tidak ada yang menyamai tafsir beliau ini."[10]

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah: "Adapun tafsir-tafsir yang ditangan manusia, yang paling dahulu adalah tafsir Ibnu Jarir Ath thobari, bahwa beliau (Ibnu jarir) menyebutkan perkataan salaf dengan sanad-sanad yang tetap, dan tidak ada bid'ah sama sekali, dan tidak menukil dari orang yang muttahim, seperti Muqotil bin Bakir[11] dan Al Kalbi.[12]

Bahkan tafsir ini pada aslinya lebih luas dari yang telah ada sekarang ini, lalu beliau meringkas sampai yang ada pada saat sekarang ini, sebagaimana kitab tarikh beliau yang pada aslinya panjang, namun beliau ringkas, seperti yang ada pada saat sekarang ini. Sebagaimana disebutkan oleh As Sabki dalam Thobaqoh Kubronya juz: 2, hal: 138, Bahwa Abu Ja'far berkata kepada para sahabatnya: ""Bagaimana pendapat kalian, bila aku akan menulis tentang tafsir Al Qur'an? Mereka bertanya: "Berapa banyakkah itu? Maka beliau menjawab, kira-kira 30 ribu lembar, lalu mereka berkata: "kalau begitu umurmu akan memutus pekerjaanmu sebelum engkau bisa menyempurnakannya? Lalu beliau mengurungkan niatnya. Kemudian beliau ringkas karangan itu sebanyak 3000 lembar. Kemudian "Bagaimana pendapat kalian, bila aku akan menulis tentang sejarah alam dari sejak Adam sampai sekarang ini? Mereka bertanya: "Berapa banyakkah itu? Maka beliau menjawab, kira-kira 30 ribu lembar, lalu mereka berkata: " kalau begitu umurmu akan memutus pekerjaanmu sebelum engkau bisa menyempurnakannya? Lalu beliau sadar, dengan berkata: "Innaalillah! Lalu beliau mengurungkan niatnya. Kemudian beliau ringkas karangan itu sebanyak 3000 lembar, dan sekiranya beliau ingin membuat tafsir berkata kepada mereka seperti itu.[13]

Dari sinilah bisa katakan, bahwa Tafsir Ibnu Jarir adalah tafsir yang pertama-tama diantara kitab-kitab tafsir, baik awal dari segi zaman atau unggul dari segi tata bahasanya. Adapun unggul dari segi zaman adalah karena, tafsir ini adalah yang satu-satunya sampai kepada kita.



VI.   KARANGAN-KARANGAN BELIAU

Beliau adalah seorang laki-laki yang mempunyai ilmu yang sangat luas, maka tidak heran jika karangan beliau tak bisa dihitung hanya dengan waktu 1000 detik. Namun sangat disayangkan, mayoritas kitab beliau hilang dan tidak samapai kepada kita kecuali hanya sedikit. Disini tidak akan kami sebutkan, dan bisa dilihat dalam kitab Tafsir Ibnu Jarir dalam Muqodimah peneliti, oleh Abdulloh bin Abdur Rohman at Turki

.

VII.     WAFAT BELIAU

Beliau wafat pada hari Ahad dua hari pada akhir bulan syawal tahun 310 H, sampai beliau berumur  
              








[1]   Amul adalah kota paling besar di Thobastan.

[2]  Tafsir Ibnu Jarir At Thobari, juz: 1, hal: 12, dalam muqodimah tahqiqnya oleh DR. Abdulloh bin Abdur Rohman at Turki.

[3]  Siyar A'lamin Nubala', juz 11 hal: 292.

[4]  Siyar A'amin Nubala', Juz 11, hal : 294

[5]  Siyar A'amin Nubala', Juz 11, hal : 296

[6]  Siyar A'amin Nubala', Juz 11, hal : 296.

[7]  Tafsir wal Mufassirun, juz 1, hal : 326.

[8]  Tafsir Ibnu Jarir, juz: 1, hal : 55.

[9]  Al Itqon, Juz 2, hal: 190.

[10]  Ibid

[11]  Ini adalah teks asli, semoga yang beliau maksud adalah Ibnu Sulaiman, yaitu beliau Muqotil bin      Sualaiman bin Basyir, sedangkan dia adalah orang yang dicurigai dengan pembohong.

[12] Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyah, Juz, 2 hal: 192. dinukil dari kitab Tafsir wal Mufassiu, Juz: 1, hal : 208.

[13]  Tafsir wal Mufassirun, 0Juz: 1, hal : 209.

[14]  Ibid, hal: 210

[15]  Tafsir Ibnu Jarir, juz: 16, hal: 13. dinukil dari Tafsir wal Mufassirun, hal: 213.

[16] Tafsir Ibnu jarir, juz: 16, hal: 13. dinukil dari tafsir wal Mufassirun, hal: 214.


[17] Tafsir Wal Mufassirun, juz 1,  hal 216.

0 komentar:

Posting Komentar